Sejarah Batik
Batik adalah saksi perjalanan panjang bangsa Indonesia. Ia tidak hanya menjadi kain, tetapi juga menjadi media ekspresi budaya dari zaman kerajaan hingga era modern.
Masa Kerajaan
Batik dipercaya sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit (1293–1527). Pada masa itu, batik hanya dipakai oleh kalangan bangsawan di keraton. Motif batik tidak boleh sembarangan, ada yang khusus untuk raja, permaisuri, dan abdi dalem. Misalnya motif Parang Rusak yang melambangkan keberanian dan kekuasaan.
Masa Kolonial Belanda
Pada abad ke-17 hingga ke-19, batik mulai dikenal luas oleh masyarakat umum. Masuknya bangsa Belanda dan pedagang Tionghoa membawa pengaruh baru dalam motif dan warna. Muncul batik pesisir dengan warna lebih cerah dan motif burung phoenix, naga, serta bunga-bunga yang berbeda dari batik keraton yang cenderung konservatif.
Era Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan tahun 1945, batik menjadi simbol persatuan bangsa. Presiden Soekarno sering menggunakan batik dalam acara kenegaraan. Motif-motif baru bermunculan dengan semangat nasionalisme, seperti batik bertema Garuda, padi, dan kapas.
Batik di Era Modern
Kini, batik telah menjadi bagian dari fashion dunia. Pada tahun 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda. Pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Batik tidak hanya hadir dalam bentuk kain, tetapi juga diaplikasikan pada sepatu, tas, hingga desain interior.
Timeline Batik
Batik berkembang di lingkungan Keraton Majapahit & Mataram.
Batik pesisir berkembang dengan pengaruh Tionghoa & Belanda.
Batik menjadi simbol perjuangan nasional & dipakai dalam acara kenegaraan.
UNESCO menetapkan Batik sebagai Warisan Budaya Takbenda.